
Cinta indera kepada dunia membuat kepala pusing karena berputar-putar seperti dunia. Cinta hati kepada Tuhan membuat pikiran tenang karena fokus seperti Kristus.
Oleh karena itu sekedar suka saja kepada gemerlapan duniawi: yang dinikmati tetapi tidak dijiwai. Sedangkan yang sesungguhnya dicitai adalah Tuhan saja (yang hadirat-Nya dinikmati juga dijiwai). Saking cintanya, selalu bedah memuliakan nama-Nya hari demi hari.